Masjid Al-Khoir

Januari 18, 2008

Istiqomah Dengan Ajaran Islam

Filed under: Al-Ilmu — masjidalkhoir @ 2:53 am

Sebagian orang beranggapan, jika umat islam terlalu fanatic dalam menjalankan agama, maka mereka akan menjadi jumud, terbelakang dan tidak akan mampu bersaing dengan perkembangan dunia yang semakin modern.

Bila pandangan diatas lahir dari kaum dahriyun (orang yang tidak percaya dengan hari kiamat), maka sangat wajar. Sebab keyakinan mereka dibangun atas dasar kekufuran.Akan tetapi,jika ada kaum muslimin yang berpandangan seperti itu,maka perlu dipertanyakan keislamannya.

Maju-mundurnya kehidupan manusia,bukan diukur dengan kemajuan tegnologi dan informasi saja.Tetapi diukur oleh kesungguhan manusia dalam beribadah kepada Allah,keteguhannya berpegang pada islam,serta bagaimana ia dapat memanfaatkan fasilitas hidup di dunia dengan penuh rasa syukur kepada penciptsNya.Dari sanalah akan terlihat seorang hamba yang berakhlaq terhadap Allah,kitab dan RasulNya.Juga berkhlaq terhadap sesamanya dan terhadap lingkungan.Sehingga terwujud kehidupan yang damai,jujur,amanah dan tentram.

Dengan demikian, berpegang teguh secara benar kepada agama Islam merupakan syarat mutlak bagi kaum muslimin, untuk meraih kehidupan yang mulia di dunia dan di akherat. Dan asas dari itu semua adalah aqidah serta manhaj yang benar, sesuai dengan pemahaman para Salafus sholih.

Di bawah ini kami angkat sebuah fatwa dari seorang ulama’ besar masa kini, yaitu Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin ra, dari sebuah risalah berjudul Fatawa Fil Aqidah-Fatawa muhimmah li ‘Umum Al Ummah, yang disusun oleh Ibrahim bin Utsman Al Faris. Fatwa ini di nukil dari Al Majmu’ Ats Tsamin Min Fatawa fadhilat Asy syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, yang dihimpun oleh Fahd bin Nashir As Sulaiman, juz II/10. Fatwa tersebut berangkat dari sebuah pertanyaan. Ini pertanyaan dan jawaban.

 

PERTANYAAN :

Sebagian orang beranggap, sebab kemunduran kaum muslimin disebabkan oleh fanatiknya mereka dalam berpegang pada agamanya. Syubhat (yang dijadikan argumentasi) ialah, Negara barat ketika melepaskan dan membebaskan diri dari semua belenggu agama (mereka) dapat mencapai kemajuan peradaban yang demikian pesat.

Syubhat lain yang barangkali menjadi argumentasi pendukung, yaitu adanya curah hujan yang demikian banyak serta lading – lading tanaman yang demikian subur di Negara barat. Bagaimana pandangan anda syaikh yang mulia ?

 

 

JAWAB :

Perkataan (anggapan) seperti ini tidak akan terlahir, kecuali dari orang yang lemah iman, atau yelah kehilangan imannya. Tidak mengerti sejarah dan tidak memahami sebab-sebab kemenangan.

Pada generasi pertama, umat islam berpegang teguh pada ajaran agamanya, sehingga mereka mendapat kejayaan, kemenangan, kekuatan dan otoritis dalam semua kehidupan. Bahkan sebagian orang  sampai berkata “Barat tidak memperoleh manfaat ilmu pengetahuan yang sedemikian maju, kecuali setelah mereka menyadapnya dari kaum muslimin di generasi pertama.”

Akan tetapi kaum muslimin telah banyak meninggalkan ajaran agamanya. Mereka te;ah membuat bid’ah (sesuatu yang tidak ada asal – usulnya dalam urusan agama), baik dalam hal aqidah, perkataan maupun perbuatan. Akibat inilah umat islam mengalami kemunduran yang sangat besar.

Kami mengetahui secara pasti dan kami berani mangucapkan sumpah di hadapan Allah, apabila kita kembali menuju kepada apa yang pernah dilakukan oleh Salafush Shalih dalam menjalankan agama, niscaya kita akan memperoleh ‘izzah (kewibawaan, kejayaan), kehormatan. Kemenangan dan dapat mengalahkan seluruh manusia

Oleh sebab itu, ketika Abu Sufyan menceritakan kepada Hiraklius, seorang raja Romawi yang ketika itu Negara besar, tentang apa yang dilakukan oleh Rosulullah, beserta para sahabatnya, Hiraklius (menanggapi ceritanya dengan) berkata : ”jiak yang engkau katakan benar, maka Muhammad akan menguasai seluruh apa yang ada di bawah kedua kakiku ini”. Setelah Abu Sufyan bersama kawan – kawannya keluar dari hadapan Raja Hiraklius, ia berkata : “Sungguh, perkara Abi kabsyah akan memegang kekuasaan yang benar – benar ditakuti oleh raja bangsa kulit kuning ”.

Adapun kemajuan dalam bidang teknologi dan lain – lain yang dialami oleh Negara – Negara barat yang akfir dan mulhid (ingkar), maka Islam sebenarnya tidak melarang kita untuk maju dalam bidang itu, bila kita mau mengambil (peduli) tentangnya. Namun saying, kita mengabaikan kedua – duanya ; mengabaikan urusan agama dan mengabaikan urusan dunia. Sesungguhnya islam tidak menghalangi adanya kemajuan ini. Bahkan Allah berfirman : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekutan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda – kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu” (QS Al Anfal : 60)

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizqiNya.” (QS Al Mulk : 15)

Dan ayat – ayat lain yang menyatakan dengan jelas kepada manusia supaya berusaha, bekerja dan mencari manfaat (dari dunia), tetapi tidak boleh dengan bayaran agama.

Adapun orang – orang kafir ini, adalah orang – orang kafir dari asalnya. Agama mereka dengan penyimpangan yang mereka lakukan, adalah sama saja, tidak ada bedanya. Sebab Allah berfirman yang artinya : “barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali – kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya. (QS Ali Imran : 85)”

Meskipun orang –orang Yahudi dan orang – orang Nasrani memiliki keistimewaan yang membedakan mereka dengan orang kafir lainnya, namun di akherat orang Yahudi serta orang nasrani ini sama saja akibatnya dengan orang kafir lain. Karena itulah nabi bersumpah, bahwa tidak lain bagi siapa saja diantara umat ini yang mendengar kedatangan beliau, baik Yahudi maupun Nasrani, kemudian tidak mengikuti ajaran yang beliau bawa, kecuali pasti ia menjadi penghuni neraka.

Jadi, sejak awalnya, mereka adalah orang – orang kafir, baik mereka mengaku beragama yahudi, nasrani ataupun tidak.

Adapun hujan serta kemakmuran lain yang mereka peroleh, maka mereka memperolehnya sebagai bencana dan ujian dari Allah ta’ala. Allah sengaja mendahulukan peroleh kebaikan bagi mereka hanya dalam kehidupan dunia. Sebagaimana Nabi SAW pernah bersabda kepada Umar bin Khatab, yaitu ketika umar melihat pada sisi tubuh beliau ada bekas tikar,sehingga Umar menangis,lalu berkata :’’Wahai, Rasulullah.Bangsa persi dan Bangsa Romawi hidup dengan penuh kemewahan, sedemikian ini keadaannya” Maka Nabi SAW menjawab : “Wahai Umar. Mereka adalah bangsa yang dipercepat memperoleh kebaikan – kebaikan mereka dalam kehidupan dunia mereka. Apakah engkau tidak ridho, bila mereka hanya mendapatkan dunia, sedangkaqn kita mendapat akherat.”

Kemudian mereka juga ditimpa oleh kekeringan, gempa, badai, dan bencana – bencana yang meluluh-lantakkan, sebagaimana sudah diketahui bersama dan disiarkan di radio-radio, Koran-koran dan media-media- lain. Tetapi orang yang melancarkan syuhbat, sebagaimana dalam  pertanyaan di muka adalah orang buta. Allah membutakan pandangannya, hingga tidak mengetahui kenyataan dan fakta yang terjadi.

Nasehat saya kepada orang itu, hendaklah ia bertaubat kepada Allah dari pandangan – pandangan (salahnya) itu sebelum maut menjemputnya, segera kembali kepada Rabb-nya. Hendaknya pula ia memahami, bahwa tidak ada kejayaan, kemuliaan, kemenangan dan kepemimpinan bagi kita, kecuali kita rujuk (kembali) kepada Dinul Islam. Rujuk dalam arti sebenar-benarnya ; yang dibuktikan melalui lidah dan perbuatan. Dia hendaknya juga memahami, bahwa apa yang melandasi orang-orang kafir itu adalah kebatilan, bukan kebenaran. Tempat kembali mereka adalah neraka, sebagaimana Allah telah memberitahukan hal itu dalam kitabNya dan melalui lisan RasulNya.

Pemberian dari Allah yang berupa kenikmatan – kenikmatan itu, tidak lain adalah bencana, ujian dan percepat kebaikan bagi mereka. Sehingga manakala mereka binasa dan meninggalkan kenikmatan – kenikmatan ini menuju neraka jahim, akan menambah rasa sakit, kekecewaan dan kepedihan kepada mereka. Ini merupakan salah satu hikmah Allah ketika menjadikan mereka hidup dalam kenikmatan ini, disamping juga mereka sebagaimana sudah saya katakana diatas tidak akan lepas dari kesengsaraan yang menimpa berupa gempa, kekeringan, badai, banjir, dan sebagainya.

Saya memohon kepada Allah, agar dia memberi hidayah dan taufiq kepada orang yang menanyakan soal tersebut dimuka. Juga agar Allah mengembalikannya kepada kebenaran, dan menjadikan kita semua memiliki bashirah (pandangan yang benar) terhadap agama kita. Sesungguhnya Allah maha luas kebaikan serta pemberianNya.

Demikianlah fatwa yang dapat memberikan keterangan secara baik, sehingga orang tidak salah dalam menjalankan aqidah islamiyah dan ajaran Islam.

Kaum muslimin akan mendapat kehormatan, kebaikan, kewibawaan dan kejayaan, bila mereka merujuk secara benar hanya kepada ajaran yang dibawa Rasulullah SAW, manusia yang paling kita cintai. Wallahu-Muwaffiq